Selasa, 26 April 2016

Tulisan1_SS_AHDE

Karakter Building
Cara Membentuk Karakrer

1. Meraih Pengalaman

Mengambil risiko. Seperti halnya seorang atlet yang perlu belajar dari kekalahan untuk lebih menghargai kemenangan, seseorang perlu mengambil risiko kegagalan untuk membangun karakter. Karakter dibangun ketika seseorang menghadapi kemungkinan adanya kegagalan. Belajarlah untuk mendorong diri menuju kesuksesan, mengatasi kekurangan, dan menjadi orang yang lebih baik, apa pun hasil yang diraih. Mengambil risiko berarti berkomitmen terhadap proyek-proyek sulit yang mungkin terlalu sulit untuk ditangani.
• Beranikan diri menghadapi risiko. Dekati si barista manis dan bersiap-siap ditolak saat Anda mengajaknya kencan. Tawarkan diri untuk tanggung jawab ekstra di tempat kerja, meskipun Anda tidak yakin mampu melakukannya. Putuskan apa yang Anda inginkan di dalam hidup dan berupaya untuk meraihnya.
• Jangan mencari-cari alasan untuk tidak melakukan sesuatu, carilah alasan untuk bertindak. Beranikan diri untuk ikut pendakian tebing bersama kawan-kawan, bahkan jika Anda belum pernah belajar cara melakukannya dan khawatir akan mempermalukan diri sendiri. Beranikan diri untuk mendaftar ke sekolah pascasarjana dengan jumlah mahasiswa yang sedikit. Jangan berdalih, tetapi ciptakan alasan.

• Membangun karakter tidak bermakna bertindak sembarangan yang membahayakan keselamatan Anda. Mengemudi sembarangan, atau menyalahgunakan obat-obatan tidak memiliki kaitan dengan pembangunan karakter. Ambillah risiko yang produktif.

2. Mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang berkarakter. 
Kenali orang-orang dalam kehidupan Anda yang Anda hormati, orang-orang yang menurut Anda menunjukkan karakter yang diinginkan. Bagi orang lain, ini berarti sifat dan orang yang berbeda. Putuskan Anda ingin menjadi seperti siapa, bagaimana meraih versi terbaik dari diri Anda, lalu carilah orang-orang-orang seperti itu.
1. Bergaul dengan orang-orang yang lebih tua. Semakin lama, kita semakin menghabiskan lebih sedikit waktu untuk belajar dari orang tua kita. Untuk mereka yang berusia muda, jadikanlah berteman dengan mereka yang jauh lebih tua sebuah tujuan dan belajar dari sudut pandang mereka. Habiskan waktu dengan kerabat yang lebih tua dengan banyak bercakap-cakap dengan mereka dan belajar.
2. Bergaullah dengan orang-orang yang sangat berbeda dari Anda. Jika Anda cenderung memiliki kepribadian yang tenang dan pendiam, Anda mungkin menganggap seseorang dengan cara berbicara yang tidak ditahan dan keras memiliki karakter yang menarik. Anda berpikir bisa belajar untuk lebih santai dan berani mengungkapkan pikiran dari orang tersebut.

3. Bergaullah dengan orang-orang yang Anda kagumi. Cara terbaik untuk membangun karakter adalah berada di sekitar orang-orang yang Anda kagumi, yang ingin Anda tiru, dan yang bisa Anda peroleh pelajaran darinya. Jangan mengelilingi diri dengan penjilat atau teman yang nyaman. Berkawanlah dengan orang-orang yang berkarakter kuat, yang bisa menjadi panutan.

3. Mengeluarkan diri dari zona nyaman. Membangun karakter berarti belajar cara menangani situasi yang sulit atau tidak nyaman. Tawarkan diri untuk membantu anak-anak berisiko setelah jam sekolah, atau habiskan waktu untuk melakukan pekerjaan misi di gereja. Datanglah ke acara "black metal" di tempat tinggal Anda dan lihatlah seperti apa. Temukan cara untuk meruntuhkan status quo dan memahami orang lain pada tingkat yang rumit.

Mengunjungi tempat-tempat yang tidak nyaman dan memikirkan cara untuk menciptakan kenyamanan di sana. Kunjungi lokasi di sekitar kota yang belum pernah Anda datangi dan tanyakan arah pada seseorang yang Anda jumpai di sana.

Upaya Membangun Karakter (Character Building)
Membangun karakter tidak semudah membangun rumah, jembatan, jalan, dan lainnya karena membangun karakter adalah bentuk hakekat jiwa seseorang yang terus berkelanjutan agar menjadi lebih baik dan mulia, membangun karakter banyak komponen yang harus dilibatkan instusi lembaga pendidikan, orang tua dan masyarakat sehingga berjalan dengan ideal dengan harapan bersama. 
disiplin diri merupakan hal yang terpenting dalam setiap upaya membangun dan membentuk karakter seseorang sebab karakter mengandung pengertian : 
1. suatu kualitas positif yang dimiliki seseorang, sehingga membuatnya menarik dan atraktif. reputasi seseorang dan seseorang yang unusual atau memiliki kepribadian yang eksentrik.
Akar kata karakter dapat dilacak dari kata Latin kharakter, kharassein, dan kharax yang maknanya “tools for marking”(alat untuk menandai), to engrave” (mengukir) dan pointed stake(menunjukan). Kata ini mulai banyak digunakan (kembali) dalam bahasa prancis (caractere) pada abad ke-14 dan kemudian masuk dalam bahasa inggris menjadi character, sebelum akhirnya menjadi bahasa Indonesia karakter. Dalam kamus poerwardarminta, karakter di artikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti. Yang membedakan seseorang dari pada yang lain. 
Dengan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa membangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa sehingga membentuk unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain. Ibarat sebuah huruf aflabet yang tak pernah sama antara yang satu dengan yang lain, demikianlah orang-orang yang berkarakter dapat dibedakan satu dengan yang lainnya (termasuk dengan yang tidak/belum berkarakter atau berkarakter tercela). Tentang pembentukan proses pembentukan karakter ini dapat disebutkan sebuah nama besar “Helen Keller” (1880-1968). Wanita luar biasa ini menjadi buta dan tuli di usia 19 bulan, namun berkat bantuan seorang keluarganya dan bimbingan Annie Sullivan (yang juga buta dan setelah melewati serangkaian operasi akhirnya dapat melihat secara terbatas) kemudian menjadi manusia buta-tuli pertama kali yang lulus cum laude dari Radcliffe College di tahun 1904 pernah berkata : ”character cannot be develop in ease and quite. Only through experience of trial and suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired and success achieved” (karakter tidak bisa berkembang dalam kemudahan dan cukup.
Hanya melalui pengalaman ujian dan penderitaan jiwa bisa diperkuat, visi dibersihkan, terinspirasi ambisi dan keberhasilan yang dicapai). Kalimat itu boleh jadi merangkum sejarah hidupnya yang sangat inspirasional. Lewat perjuangan panjang dan ketekunan yang sulit dicari tandingannya, ia kemudian menjadi salah seorang pahlawan besar dalam sejarah Amerika yang mendapat penghargaan di tingkat Nasional dan Intenasional atas prestasi dan pengabdiannya. Helen Keller adalah model manusia berkarakter (terpuji). Dan sejarah hidupnya mendemonstrasikan bagaimana proses membangun karakter itu memerlukan disiplin yang tinggi karena tidak pernah mudah dan seketika atau instant. Diperlukan refleksi mendalam untuk membuat rentetan moral choice (keputusan moral) dan di tidaklanjuti dengan aksi nyata sehingga menjadi praktis, reflektif, dan praktik. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi kebiasaan dan membentuk watak atau tabiat seseorang. Selanjutnya, tentang nilai atau makna pentingnya karakter bagi kehidupan manusia dewasa ini dapat dikutip pernyataan seorang hakim Agung di Amerika, Antonim scalia, “bear in mind that brains and learning, like muscle and physical skills, are article of commerce. They are bought and sold. You can hire them by the year or by the hour. The only thing in the world not for sale is character. And if that does not govern and direct your brains and learning, they will do you and the world more harm than good”.(ingat bahwa otak dan belajar, seperti otot dan keterampilan fisik,artikel perdagangan. Mereka yang dibeli dan dijual. Anda dapat menyewa mereka dengan tahun atau per jam. Satu-satunya di dunia tidak untuk dijual adalah karakter. Dan jika itu tidak mengatur dan mengarahkan otak Anda dan belajar, mereka akan merugikan Anda dan dunia lebih dari yang baik. scilia menunjukan dengan tepat bagaimana karakter harus menjadi fondasi bagi kecerdasan dan pengatuan (brains and learning). Sebab kecerdasan dan pengetahuan (termasuk informasi) itu sendiri memang dapat di perjualbelikan. Dan sudah menjadi pengetahuan umum badwa di era knowledge is powes. Masalahnya, bila orang-orang yang dikenal cerdas dan berpengetahuan tidak menunjukkan karakter terpuji, maka tak diragukan lagi bahwa dunia akan menjadi lebih dan semakin buruk. Dengan kata lain knowledge is power akan menjadi lebih sempurna jika ditambahkan menjadi iklan yang pernah muncul Harian Kompas, bahwa knowledge is power, but character is more. 
Demikian makna penting sebuah karakter dan proses pembentukannya yang tidak pernah mudah melahirkan manusia-manusia yang tidak bisa dibeli. Kearah yang demikian itulah pendidikan dan pembelajaran termasuk pengajaran di instusi formal dan pelatihan di institusi nonformal seharusnya bermuara, yakni membangun manusia-manusia berkarakter (terpuji), manusia-manusia yang memperjuangkan agar dirinya dan orang-orang yang dapat dipengaruhinya aga menjadi lebih manusiawi, menjadi manusia utuh atau memiliki integralitas. Hal ini lah yang dibutuhkan bangsa kita saat ini. Untuk bangkit dan menciptakan sumber daya manusia kedepan yang lebih baik.

Sumber : 
http://www.kompasiana.com/sohudi/upaya-membangun-karakter-character-building_550e56e2a33311c02dba7f8b

Analisis : Jadi karakter itu sangat penting bagi kita karena karakter itu bisa mencirikan sifat dan wajak kita namun kita harus membangun karakter itu agar menjadi karakter yang baik dan menjadi manusia yang berkarakter terpuji . 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar